Senin, 17 Desember 2012

GURU TANPA TANDA JASA 
Oleh Nazhira Putri Rizanti

Oh Guruku....
kau guru tanpa tanda jasa...
kau mendidik aku hingga pintar...
dan mengasuhku dengan berbagai cara....
hingga mendapat Rankking....
dan mengajariku dengan baik...

Oh guruku...
kau guruku yang tercinta...
kadang aku sering berbuat salah...
tapi engkau tetap memaafkan aku...
dan engkau ku sebut guru tanpa tanda jasa.....
oh guruku tanpamu apa jadinya aku....????

Senin, 10 Desember 2012

Air Mata Sahabat

Di tepi kesedihan menyebar
Isak tangis mewarnai keadaan
Ucapan bela sungkawa menghadiri
Perpisahan terakhir untukmu...
Untukmu, kuteteskan air mata ini
Awal dari perpisahan kita
Kau meninggalkan kami
Tanpa mengucap sepatah katapun
Kau diam seribu bahasa
Kami bertanya, tak ada sahutan
Hanya terlihat dirimu berwajah pucat
Darahmu mengalir sedikit demi sedikit
Akhirnya kau kehabisan darah
Dirimu t`lah tak berdaya lagi
Tak ada keceriaan di wajahmu
Hati nuranimu t`lah meninggalkan dunia
Semangatmu yang membara t`lah tiada
Kecantikanmu yang memukau kini hilang
Senyummu kini t`lah lenyap
Seketika kau tak bergerak di dunia ini
Oh, sahabat...
Mengapa kau meninggalkan dunia
Dunia masih mencintaimu
Tapi Tuhan t`lah memanggilmu

Semoga kau bahagia disana..
Itulah tempat peristirahatan terakhirmu..
Tuhan, berikanlah dia tempat terindah
Agar kami dapat bernapas lega
Aku sedih bukan mainnya
Tanpamu,hidup tak berarti
Namun, kau s`lalu di hatiku
Selamat jalan,sahabat...untuk selamanya.

PUISIKU

Taukah u q di sini ingin
menjadi satu-satunya
untukmu.

Malam ini aku menangis tanpa suara
Merenungkan diri di sudut ruangan
Gelap menyendiri tanpa ada teman
Sunyi menerpa menemani sepinya malam
Aku berpikir
Kenapa tidak kuteriakkan saja semua amarahku?
Kenapa tidak kutunjukkan saja semua rasa jengkelku?
Memendamnya dan menangis sendiri itu tidak enak
Kadang aku ingin tertawa dengan segala kebodohanku
Kadang juga aku benci dengan segala rasa sabarku
Saat kubiarkan mereka mengabaikanku
Saat kubiarkan mereka menginjak-injak diriku
Mereka memanfaatkanku layaknya boneka
Sebuah benda yang akan selalu tersenyum dan takkan menangis
Benda mati yang selalu menjadi penghibur mereka
Dan akan dibuang setelah mereka merasa tak memerlukannya lagi
Temankah itu?
Kekasihkah itu?
Kata-kata itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal
Bisa-bisanya mereka mengaku sebagai orang terdekatku
Padahal mereka hanya memanfaatkanku
Mereka hanya mengganggu hidupku
Mereka menghancurkan apa yang sudah kubangun selama ini
Kemudian membuatku merasa bersalah karena telah memarahi mereka
Aku benci
Aku ingin di dengarkan
Aku bukan hanya ingin mendengarkan
Perlukah aku berteriak di depan telinga mereka?
Aku tepat berada di sini
Di samping mereka
Tapi mereka sama sekali tidak ingin menggenggam tanganku
Ketika kesedihan menghantam mentalku
Haruskah aku peduli pada mereka?
Haruskah aku tersenyum pada mereka?
Mengucapkan tolakan halus dengan lembut
Lalu berkata, “Aku baik-baik saja.”
Pembohong!
Mereka membuatku menjadi seorang pembohong
Mereka menuntutku untuk menjadi budak mereka
Dan mereka sama sekali tidak mengerti bahwa hatiku menjerit sakit
Aku mencoba untuk menjadi yang terbaik
Aku mencoba untuk menjadi berguna
Aku mencoba segalanya
Namun kenapa aku selalu mendapat tatapan penuh kecewa itu?
Ingin kuteriakkan segala rasa benci dalam hatiku
Akan kukatakan betapa perihnya hatiku saat ini
Tapi kenapa?
Aku sama sekali tidak bisa
Lemah
Pengecut
Sama sekali tidak bisa diharapkan
Inikah akhir dari seorang pemimpi yang baru bangkit?
Padahal baru saja kusugesti diriku untuk berdiri
Memantrai diri agar kembali berjalan
Mengusir pikiran bahwa setiap kujejakkan kakiku di sana
Aku akan semakin terluka lagi dan lagi
Aku tidak tahu
Aku tidak mengerti
Mengapa semuanya terjadi atas kehendak mereka
Dan aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa
Dalam curamnya jurang
Tempatku jatuh berkali-kali
Aku selalu mencoba meraih tali setipis jaring laba-laba
Juga setitik cahaya yang menuntun jalanku untuk kembali
Aku berhasil
Aku bisa naik ke atas
Perjuanganku berakhir bahagia
Bahagia sampai mereka mendorongku kembali ke bawah
Aku hancur
Aku terluka
Tidak tahukah mereka betapa sulitnya bangkit itu?
Tidak tahukah mereka seberapa susahnya meraih jaring itu?
Mereka kembali mencoba menginjakku
Kembali mencoba menggangguku
Padahal mereka tahu aku terpuruk
Namun mereka mengacuhkanku bagaikan debu
Lucu!
Lucu sekali!
Mereka benar-benar brengsek dan membuatku tertawa keras
Aku tidak akan pernah menyangka mereka akan lampiaskan semuanya padaku
Semuanya yang mereka dapatkan
Harusnya menjadi milikku
Segalanya yang mereka raih
Harusnya menjadi kebanggaanku
Tuhan,
Apa yang harus kulakukan?
Aku tidak sanggup
Aku tidak kuat lagi
Tali kesabaranku telah mencapai ujungnya
Tak dapat lagi kupendam
Tak dapat lagi kusimpan
Segala eksistensi benci dan amarah dalam hati
Namun aku takut
Aku tidak ingin sendirian
Aku tahu rasanya kesepian
Dan itu benar-benar menyakitkan
Haruskah kuhancurkan diriku secara perlahan lagi?
Haruskah kukikis segala harga diriku demi tidak sendirian?
Aku bertanya pada hatiku yang tergores dalam
Mungkin aku harus kembali mencoba

Malam ini aku menangis tanpa suara
Merenungkan diri di sudut ruangan
Gelap menyendiri tanpa ada teman
Sunyi menerpa menemani sepinya malam
Aku berpikir
Kenapa tidak kuteriakkan saja semua amarahku?
Kenapa tidak kutunjukkan saja semua rasa jengkelku?
Memendamnya dan menangis sendiri itu tidak enak
Kadang aku ingin tertawa dengan segala kebodohanku
Kadang juga aku benci dengan segala rasa sabarku
Saat kubiarkan mereka mengabaikanku
Saat kubiarkan mereka menginjak-injak diriku
Mereka memanfaatkanku layaknya boneka
Sebuah benda yang akan selalu tersenyum dan takkan menangis
Benda mati yang selalu menjadi penghibur mereka
Dan akan dibuang setelah mereka merasa tak memerlukannya lagi
Temankah itu?
Kekasihkah itu?
Kata-kata itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal
Bisa-bisanya mereka mengaku sebagai orang terdekatku
Padahal mereka hanya memanfaatkanku
Mereka hanya mengganggu hidupku
Mereka menghancurkan apa yang sudah kubangun selama ini
Kemudian membuatku merasa bersalah karena telah memarahi mereka
Aku benci
Aku ingin di dengarkan
Aku bukan hanya ingin mendengarkan
Perlukah aku berteriak di depan telinga mereka?
Aku tepat berada di sini
Di samping mereka
Tapi mereka sama sekali tidak ingin menggenggam tanganku
Ketika kesedihan menghantam mentalku
Haruskah aku peduli pada mereka?
Haruskah aku tersenyum pada mereka?
Mengucapkan tolakan halus dengan lembut
Lalu berkata, “Aku baik-baik saja.”
Pembohong!
Mereka membuatku menjadi seorang pembohong
Mereka menuntutku untuk menjadi budak mereka
Dan mereka sama sekali tidak mengerti bahwa hatiku menjerit sakit
Aku mencoba untuk menjadi yang terbaik
Aku mencoba untuk menjadi berguna
Aku mencoba segalanya
Namun kenapa aku selalu mendapat tatapan penuh kecewa itu?
Ingin kuteriakkan segala rasa benci dalam hatiku
Akan kukatakan betapa perihnya hatiku saat ini
Tapi kenapa?
Aku sama sekali tidak bisa
Lemah
Pengecut
Sama sekali tidak bisa diharapkan
Inikah akhir dari seorang pemimpi yang baru bangkit?
Padahal baru saja kusugesti diriku untuk berdiri
Memantrai diri agar kembali berjalan
Mengusir pikiran bahwa setiap kujejakkan kakiku di sana
Aku akan semakin terluka lagi dan lagi
Aku tidak tahu
Aku tidak mengerti
Mengapa semuanya terjadi atas kehendak mereka
Dan aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa
Dalam curamnya jurang
Tempatku jatuh berkali-kali
Aku selalu mencoba meraih tali setipis jaring laba-laba
Juga setitik cahaya yang menuntun jalanku untuk kembali
Aku berhasil
Aku bisa naik ke atas
Perjuanganku berakhir bahagia
Bahagia sampai mereka mendorongku kembali ke bawah
Aku hancur
Aku terluka
Tidak tahukah mereka betapa sulitnya bangkit itu?
Tidak tahukah mereka seberapa susahnya meraih jaring itu?
Mereka kembali mencoba menginjakku
Kembali mencoba menggangguku
Padahal mereka tahu aku terpuruk
Namun mereka mengacuhkanku bagaikan debu
Lucu!
Lucu sekali!
Mereka benar-benar brengsek dan membuatku tertawa keras
Aku tidak akan pernah menyangka mereka akan lampiaskan semuanya padaku
Semuanya yang mereka dapatkan
Harusnya menjadi milikku
Segalanya yang mereka raih
Harusnya menjadi kebanggaanku
Tuhan,
Apa yang harus kulakukan?
Aku tidak sanggup
Aku tidak kuat lagi
Tali kesabaranku telah mencapai ujungnya
Tak dapat lagi kupendam
Tak dapat lagi kusimpan
Segala eksistensi benci dan amarah dalam hati
Namun aku takut
Aku tidak ingin sendirian
Aku tahu rasanya kesepian
Dan itu benar-benar menyakitkan
Haruskah kuhancurkan diriku secara perlahan lagi?
Haruskah kukikis segala harga diriku demi tidak sendirian?
Aku bertanya pada hatiku yang tergores dalam
Mungkin aku harus kembali mencoba
*PERTEMANAN SEJATI*

            engkau selalu ada dikala aku membutuhkanmu
       engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
     kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku
    dikala senja telah menyapa ,dikala ruang telah gunda
         kau selalu melengkapi!
    melengkapi serpihan hati yang sudah sirnah di hempas angin
 sahabatku...!!!!!!!!!!
   terima kasih atas kesetianmu
   terima kasih atas semu ilmu yang kamu berikan
    ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan ditempat manapun
 sahabatku …!!!!!!!!!!!!
   kau memberikan semangat  yang baru dalam hidupku
  engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
 bukan ikatan teman yang kosong belakang
  sahabatku
 aku berharap padamu,
    jangan pernah tinggalkan aku
   sendiri menjalani hidup dalam dunia yang panah ini
aku tdk ingin luka yang sudah lama menutup
  kembali menganga lagi .

temanku,
sahabat sejatiku!!!!!